Featured post

Cara Instalasi Software Pemetaan ArcGIS 9.X

Bagi orang yang menggeluti dunia survey dan pemetaan, salah satu tools atau alat yang wajib dimiliki dan dikuasi adalah software ArcGIS...

Sumberdaya dan Aliran Komoditas

Ekonomi lokal yang beroperasi di suatu lingkungan yang terbuka terus meningkat di mana kebanyakan sumberdaya dan komoditas akan berpindah ke area lain jika adanya imbalan yang sepadan. Atraksi sumber daya ke dalam sebuah area sering kali merupakan sebagai suatu bagian yang kritis dari proses pembangunan. Arti penting dari aliran sumberdaya telah meningkat seiring globalisasi ekonomi dan munculnya lembaga ekononomi multinasional. Sumberdaya seringkali bergeser antar negara seperti halnya wilayah-wilayah di dalam suatu negara.  Dalam prateknya, perbedaan antar wilayah dalam suatu negara dan antar negara menjadi tidak jelas sebagai satu kesatuan negara telah membentuk menjadi unit-unit ekonomi multinasional. Pembuat kebijakan perkotaan mengakui bahwa ekonomi lokal dapat dipengaruhi secara signifikan oleh pola perdagangan dan aliran-aliran sumberdaya.  Dalam bab ini mencari untuk menjelaskan  pengaruh atas aliran sumberdaya ekonomi dapat mengkritisi upaya pengembangan ekonomi lokal.
Dua model yang sederhana dari interaksi wilayah dikembangkan pada bagian ini. Asumsi pertama bahwa sumberdaya-sumberdaya tidak dapat berpindah dari suatu wilayah ke wilayah yang lain namun komoditas dapat.  Perpindahan komoditas akan setara dengan besaran upah.  Model yang kedua dibangun atas dasar asumsi pergerakan sumberdaya secara sempurna. Dalam kasus ini, pergerakan tenaga kerja akan setara dengan gaji/upah yang diperoleh.
Teori keunggulan komperatif dibangun untuk menunjukkan bahwa suatu wilayah atau negara dapat mengambil keuntungan dari perdagangan. Prinsip dari keunggulan komperatif adalah bahwa jika faktor produksi tidak dapat berpindah antar wilayah, dan setiap lokasi memiliki spesialisasi komoditas dimana mereka dapat relatif lebih murah dibandingkan dengan negara lainnya.  Biaya relatif ditunjukkan oleh opportunity cost.   Oleh karena itu, suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.  Keunggulan komparatif yang diperoleh dari perdagangan antar negara timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.  Dari segi konsep teori keunggulan komparatif memperlihatkan adanya gagasan bahwa semua negara-negara akan beruntung akibat terjadinya perdagangan internasional.  Namun yang sama pentingnya adalah adanya kenyataan bahwa manfaat dari integrasi ekonomi internasional juga ditandai oleh adanya keterkaitan yang melekat di dalamnya, yaitu: adanya biaya dari terjadinya perdagangan bebas terhadap barang, jasa-jasa dan aliran kapital yang menyebabkan pasar internasional terlihat mempunyai kekuasaan lebih besar untuk mempengaruhi tentang bagaimana cara mengelola ekonomi nasional dan bagaimana kekayaannya untuk didistribusikan
Teori Heckscher-Ohlin menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.  Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif dalam faktor produksi.  Basis dari keunggulan komparatif yang pertama adalah kepemilikan faktor-faktor  praoduksi dalam suatu negara, dan yang kedua adalah didalam produksi yang digunakan apakah tenaga kerja  ataukah kapital yang intensif. Perdagangan dan upah telah memusatkan perhatian untuk menjelaskan dari meningkatnya keterampilan utama, yaitu: meningkatnya perdagangan dengan negara-negara berkembang dan terjadinya bias keterampilan dari perubahan teknologi. Bukti tersebut menunjukkan lebih mengarah kepada satu atau penjelasan lain yang telah dipilih dengan menggunakan implikasi dari limpahan-limpahan faktor produksi seperti dalam model Heckscher-Ohlin. Terutama adanya kenyataan bahwa peningkatan keterampilan telah berlangsung dalam industri-industri sebagaimana diukur  oleh meningkatnya ratio-ratio dari non-produksi kepada produksi tenagakerja.
Migrasi merupakan hasil dari faktor pendorong wilayah asal atau merupakan daya tarik dari wilayah tujuan. Studi empris menunjukkan bahwa tenaga kerja cenderung untuk berpindah ke wilayah lain dengan harapan untuk mendapatkan upah/penghasilan yang lebih tinggi, tetapi upah/penghasilan saja adalah tidak cukup untuk menjelaskan faktor penentu migrasi. Faktor lainnya misalnya alasan sosial, promosi pekerjaan, pendidikan, kualitas hidup yang lebih baik, dan kemajuan suatu wilayah. Model Harris-Todaro menjelaskan, mereka yang bermigrasi menyadari bahwa upah/penghasilan  yang didapatkan pada awal-awal bermigrasi lebih rendah yang didapatkan, namun penghasilan bersih yang diharapkan selama kurun waktu tertentu melebihi pendapatan yang akan diperoleh apabila mereka tidak bermigrasi.  Dengan demikian bukanlah untuk menyamakan tingkat upah, melainkan merupakan kekuatan untuk menyeimbangkan jumlah pendapatan yang diharapkan.  Arus migrasi  sering diukur dengan model gravitasi.  Model gravitasi berasumsi bahwa migarsi diantara wilayah meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan semakin dekatnya jarak kedua wilayah tersebut.  Dasar model ini, penduduk merepresentasikan faktor dari setiap individu untuk melakukan migrasi, dan jarak adalah hambatan untuk terjadinya migrasi.  Sebuah kritik utama model gravitasi adalah bahwa model ini kurang baik diterapkan sebab model ini tidak mampu untuk mencerminkan semua faktor yang berperan terjadinya migrasi. Selain itu kritik terhadap model ini adalah kurang tepat diterapkan karena jarak saja tidak cukup untuk dijadikan sebagai kesulitan atau kendala melakukan perjalanan, apalagi pada era sekarang ini dengan kemajuan transportasi, jarak bukan lagi menjadi kendala yang berarti.
Upaya pembangunan ekonomi lokal berlangsung dalam suatu ekonomi yang terbuka. Pada sisi lain jika sumberdaya tidak bergerak (immobile) tetapi komoditas dapat bergerak (mobile), kemudian  wilayah-wilayah  akan memperoleh manfaat dengan memproduksi dan mengekspor produk di mana mereka mempunyai sebuah keunggulan komperatif.  Perdagangan komoditas dapat merupakan suatu pengganti untuk faktor mobilitas; wilayah-wilayah akan mengekspor produk yang memerlukan suatu proporsi yang tinggi yang menyangkut faktor-faktor produksi yang berlimpah.  Pada sisi lain, jika sumber daya bergerak sempurna, mereka akan cenderung  untuk mengalir dari yang rendah kembali kepada yang tinggi.
Kapital  biasanya dipertimbangkan sebagai suatu faktor-faktor produksi bergerak, walaupun ada banyak pandangan cara mendefinisikan kapital yang bergerak.  Untuk menjelaskan berbagai definisi kapital, ada  tiga jenis pergerakan yang dapat dikenali: pertama, modal uang dapat ditransfer dari satu wilayah ke wilayah yang lain sebagai alat tukar terhadap barang dan jasa layanan atau untuk invetasi riil di bidang keuangan, kedua, aset fisik dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya meskipun untuk banyak hal mobilitas dari aset fisik sangat terbatas, dan ketiga adalah  nilai  fisik capital dapat berubah.
Pola terhadap bergeraknya gagasan dan inovasi akan mempengaruhi pembangunan ekonomi.  Inovasi merupakan terapan ekonomi dari sebuah ide, meskipun menjadi kabur bedanya ketika orang yang sama kedua-duanya adalah pencipta sekaligus inovator. Bukan hanya penting dalam pertumbuhan ekonomi, namun pada tingkat di mana inovasi dapat di perbanyak, dimodifikasi, dan menyebar ke sektor ekonomi lainnya yang akan mempengaruhi kemajuan ekonomi.  Secara spasial inovasi cenderung dimulai pada awalnya pada wilayah-wilayah metropolitan.  Penyebaran dari innovasi terlihat komplek dan berbeda, tergantung dari proses produksi atau bagaimana produksi dikembangkan.  Secara umum, inovasi cenderung berkembang dari sepanjang jalur wilayah metropolitan   Dari segi jumlah, inovasi di wilayah metropolitan lebih besar baik di tinjau dari sisi supply maupun demand.  Produksi baru dan prosesnya  menyebar dari pusat inovasi ke dalam bentuk dengan tiga jalan berbeda.  Pertama, kecenderungan untuk konsumen-orientasi dari inovasi bermula dari dari pusat kota ke wilayah suburban.  Kedua, inovasi bergerak sepanjang  yang tampak mudah diamati.  Ketiga, diffusi dari inovasi berawal dari tempat utama kawasan metropolitan ke tempat yang lebih kecil namun masih dalam satu kawasan utama yang sama, dapat dijelaskan atau dilihat dari pola organisasi bisnisnya.
Proses diffusi terjadi dari wilayah metropolitan ke tempat yang lebih kecil, keduanya menyatu dengan kecenderungan produksi untuk tumbuh dengan langkah yang cepat dalam siklus kehidupannya.  Wilayah metropolitan cenderung menjadi tempat yang lebih cepat untuk berproduksi dalam siklus kehidupan dari suatu produksi atau proses.  Setelah proses tersebut sudah lebih baik untuk dipahami dan terbagi ke dalam tahapan yang sistematis atau setelah memiliki pasar yang mapan terhadap produk yang dihasilkan,  lokasi produksi akan bergeser lokasinya dan terjadi pada wilayah yang lebih kecil.

Aliran sumberdaya antar wilayah  memainkan peranan penting dalam mempertanyakan kebijakan. Pertanyaanya adalah apakah pekerjaan yang seharusnya perlu bergerak ke area pengangguran tinggi atau sebaiknya orang-orang perlu bergerak ketempat dimana kesempatan pekerjaan, modal dan dimana sumberdaya tersebut berada. Andaikan suatu perubahan dalam alokasi akan menyebabkan suatu peningkatan dalam indeks kegunaan dari masyarakat, dan suatu penurunan kegunaan dapat terjadi bagi masyarakat lainnya. Selama pembandingan kegunan antar personal yang menyangkut tingkatan dari berbagai kondisi para pengguna diantara orang-orang tidak di masukan, maka kita tidak dapat mengatakan apakah suatu alokasi sumber daya dalam ekonomi keseluruhan telah bertambah baik atau menjadi lebih buruk. Tetapi jika sebaliknya setelah terjadi perubahan alokasi tidak mengalami penurunan indeks kegunaanya dan sekurang-kurangnya indeks kegunaan seseorang meningkat, maka perubahan tersebut dapat dianggap sebagai suatu perbaikan didalam alokasi sumberdaya dalam ekonomi.Syahputra, A.