Featured post

Cara Instalasi Software Pemetaan ArcGIS 9.X

Bagi orang yang menggeluti dunia survey dan pemetaan, salah satu tools atau alat yang wajib dimiliki dan dikuasi adalah software ArcGIS...

Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk menciptakan kesejahteraan penduduk sebagai indikatornya adalah peningkatan pendapatan per kapita. Pembangunan ekonomi yang berimbang dan adil mengisaratkan bahwa pembangunan tersebut disamping meningkatkan rata-rata pendapatan perkapita penduduk juga adanya distribusi pendapatan yang merata, peningkatan mutu hidup dalam perolehan kesehatan, pendidikan dan dan fasilitas budaya lainnya. Pembangunan ekonomi tercapai apabila wilayah mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan dan fasilitas, meningkatkan lapangan kerja dan upah kerja yang memadai. Tanpa pusat-pusat pertumbuhan dan lapangan kerja serta upah kerja yang memadai menyenyebabkan migrasi penduduk dai suatu daerah ke daerah lain.
Pembangunan ekonomi dalam konteks wilayah seringkali diperhadapkan dengan sifat alami wilayah (natural of regional).  Sifat alami wilayah pada dasarnya merupakan suatu  kendala dalam pembangunan ekonomi wilayah. Dalam rangka pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dikenal beberapa batasan wilayah perencanaan yaitu wilayah fungsional, wilayah homogen dan wilayah administrasi. Batasan wilayah fungsional menunjukkan bahwa adanya keterpaduan dan interaksi antara komponen-komponen di dalam wilayah. Interaksi antara komponen-komponen atau sektor dalam wilayah berlangsung menunjukkan jalannya fungsi ekonomi wilayah tersebut.  Wilayah fungsional sebagai contoh wilayah nodal.
Pembagian wilayah pengembangan ekonomi ke dalam wilayah nodal ini merupakan suatu sistem hirarki hubungan antara pusat-pusat bisnis dan perdagangan. Dimana suatu pusat kota kecil tergantung pada pusat besar, dan kedua kota kecil dan besar pusat bergantung pada pusat bisnis yang lebih besar terutama untuk barang-barang ekonomi khusus. Pusat-pusat bisnis dan perdagangan memiliki wilayah pelayanan yang disebut sebagai daerah belakang (hinterland) dan daerah belakang yang lebih luas. Konsep pusat pertumbuhan menunjukkan area didalam wilayah kota menegah dan desa merupakan bagian dari wilayah pusat pertumbuhan (kota).  Perwujudan dari konsep wilayah nodal sebagai kontras dalam pengembangan kawasan metropolitan.
Pengembangan kawasan metropolitan ditujukan agar pertumbuhan suatu Provinsi yang hirarkinya lebih tinggi dapat mendorong pengembangan wilayah provinsi lainnya dalam negara tersebut. Setiap pusat pertumbuhan metropolitan memiliki fungsi dan menunjukkan adanya hubungan keterkaitan antara suatu area metropolitan dengan area metropolitan lainnya dalam konteks hubungan positif untuk dapat saling tumbuh secara bersamaan. Suatu pusat pertumbuhan metropolitan merupakan gabungan dari berbagai aktivitas ekonomi yang tertata menurut lokasi, keberadaan sumberdaya dan aktivitas ekonomi yang berlangsung didalamnya. Pada metropolitan yang hirarkinya lebih tinggi terdapat pusat metropolitan (nodal) yang aktivitas ekonominya ditujukan untuk tujuan bisnis dan pemasaran dan kota-kota satelit dengan usaha-usaha ekonomi skala lebih kecil.  Di pinggiran area metropolitan yang hirarkinya lebih tinggi tersebut terdapat area-area metropolitan lainya dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang sepesifik area tersebut. Pusat kota (node) suatu area metropolitan setidaknya memiliki jumlah penduduk 50.000 jiwa atau lebih atau sekurang-kurangnya 50.000 jiwa dari total 100.000 penduduk dalam kawasan metropolitan.
Konsep pengembangan metropolitan ini mempunyai manfaat penting dalam mencega migrasi kota desa dan efesiensi penggunaan sumberdaya alam terutama tanah.  Sebagai contoh di Amerika serikat tahun 1950-an, dari 55% jumlah penduduk hanya memanfaatkan lahan seluas 5% dan pada peningkatan penduduk 75% memanfaatkan 16% luas lahan. Dari sisi pertumbuhan, dengan adanya pengembangan kawasan metropolitan menciptakan kota-kota dalam negara AS dapat tumbuh secara bersamaan. Pengembangan kawasan metropolitan juga mengurangi pertumbuhan penduduk, dimana hanya sekitar 30% popolasi penduduk tinggal di pusat kota metropolitan, sedangkan 45% tinggal di kota-kota satelit.  Hal ini berbeda dengan wilayah yang non-metropolitan dimana sebagian besar penduduk lebih terkonsentrasi pada kota besar dibandingkan kota-kota kecil dan pedesaan.
Batasan wilayah pengembangan dalam konteks wilayah homogen pada dasarnya untuk tujuan pengelolaan, dimana wilayah dibagi ke dalam satuan-satuan yang kurang lebih homogen. Homogenitas wilayah dapat disebabkan karena faktor fisik alam dan sosial-ekonomi. Segi fisik alam seperti kesamaan dalam hal kondisi tanah, iklim, topografi dan penggunaan lahan. Segi sosial ekonomi terkait dengan produksi, tingkat pendidikan dan pendapatan.  Homogenetisa kerena faktor alam merupakan faktor penting bagi pembagunan ekonomi.  Hal ini karena sumberdaya alam setiap wilayah berbeda-beda sehingga yang menentukan potensi pemanfaatan sumberdaya untuk pembangunan ekonomi. Homogenetas yang bersifat positif (topografi datar, tanah subur, iklim memadai, tersedia sumberdaya hutan dan tambang)  berpeluang bagi terlaksananya berbagai aktivitas ekonomi dengan pengelolaan yang terbatas. Sebaliknya homogenitas yang bersifat negatif (wilayah berbukit, kesuburan terbatas, iklim kering sumberdaya hutan dan tambang terbatas) menyebabkan terbatasnya pemanfaatan sumberdaya bagi pengembangan ekonomi dan menuntut adanya penaganan secara khusus dalam mendorong pengembangan ekonomi wilayah.  Wilayah-wilayah yang secara homogen tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat yang memadai dapat mendorong peningkatan produktifitas usaha dibandingkan wilayah yang secara homogen memiliki pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang terbatas. Implikasi sumberdaya yang terbatas, pendidikan dan keterampilan yang rendah berdampak pada terbatasnya lapangan pekerjaan, rendahnya pendapatan dan kemiskinan. Berbagai sifat homogenitas yang disebutkan, pada prakteknya memiliki batas yang tidak tegas dengan batas administrasi serta dalam pengelolaan sering dilaksanakan secara terpisah-pisah, sehingga menyebabkan wilayah yang secara homogen memiliki potensi, lebih meningkat perekonomiannya dibandingkan wilayah-wilayah yang secara homogen terbatas sumberdaya alam maupun manusianya.

Batasan wilayah pengembangan berdasarkan wilayah Administrasi pada dasarnya bertujuan untuk pengaturan organisasi dan penentuan kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan aktivias ekonomi. Batasan wilayah administratif menggambarkan terdapat didalamnya wilayah fungsional maupun homogen.     Adanya wilayah administrasi diharapkan untuk dapat menciptakan wilayah lebih homogen, menjalin komonikasi antara wilayah dan aktivitas ekonomi antara wilayah lebih terkontol.  Permaslahannya bahwa suatu negara yang luas maka akan terdapat wilayah administrasi dalam jumlah yang banyak.  Dimana setiap administrasi sering memiliki otonomi dan kebijakan yang berbeda dalam pemanfaatan sumberdaya alam bagi pembangunan ekonomi wilayah administrasi tersebut yang mana antara suatu wilayah administrasi berbeda dengan wilayah lainnya.  Berikutnya bahwa setiap wilayah administrasi sedak seluruhnya memiliki sarana-prasarana pasar yang mendukung aktivitas ekonomi.  Kebijakan wilayah administrasi yang tidak tepat dan saran-prasarana yang terbatas menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi.