Featured post

Cara Instalasi Software Pemetaan ArcGIS 9.X

Bagi orang yang menggeluti dunia survey dan pemetaan, salah satu tools atau alat yang wajib dimiliki dan dikuasi adalah software ArcGIS...

Pertumbuhan dan Pembangunan Wilayah

Tahapan Pembangunan
Terdapat beberapa teori tentang tahapan pembangunan. Menurut Thompson (1968) dan Jacob (1968) terdapat enam tahapan pertumbuhan. Kedua pakar ini mengindikasikan bahwa awalnya suatu wilayah metropolitan ditandai dengan adanya pergerakan minimal satu atau barang keluar daerah (ekspor). Selanjutnya produksi ekspor yang tumbuh, dan  wilayah tersebut akan berusaha untuk memasok kebutuhan eksport dengan menghasilkan bahan-bahan kebutuhannya yang sebelumnya di dapat dari luar daerah (impor).  Peningkatan nilai produksi dan tumbuhnya sektor-sektor pendukungnya akan memancing tumbuhnya sektor-sektor pelayanan yang akan mendukung kegiatan wilayah tersebut, seperti tumbuhnya lembaga keuangan (bank), pendidikan dan perumahan. Seiring dengan peningkatan volume eksport dan sektor pendukungnya akan dibutuhkan kontribusi inovasi dan skil dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi.
Untuk mengerti tahapan pertumbuhan perkotaan ini adalah penting untuk memahami proses pertumbuhan perkotaan dengan segala kekompleksan dan ukuran kota tersebut.
Pergerakan munculnya suatu kegiatan ekspor disuatu wilayah akan mudah dipahami melalui “the teori of industrial filtering”. Wilayah yang realtif maju akan dijadikan tempat awal untuk melakukan kegiatan produksi. Kegiatan produksi yang terus berkembang akan berekspansi, dan ekspansi tentunya akan mengarah ke daerah yang memiliki biaya yang lebih rendah. Selanjutnya, daerah baru itu akan menjadi pusat pertumbuhan baru.
Proses selanjutnya dapat dikatakan sebagai “adding new work to old”. Jacobs mempercayai ini sebagai element kunci dalan menggerakan tahapan pertumbuhan. Seperti disebutkan di atas diversifikasi produk ekspor, membuat kegiatan produksi di wilayahnya akan mendukung kegiatan produksi utama tersebut, dengan peningkatan atau modifikasi.  
Pergerakan proses tahapan pertumbuhan sebuah kota juga dipengaruhi oleh pergerakan dari tahap ke tahap. Kantor pembangunan daerah mesti melihat interaksi ini sebagai pijakan penyusunan strategi pembangunan karena mengkaitkan tiga pelaku utama ; rumah tangga, kalangan bisnis dan lembaga keuangan.dengan mengeluarkan kebijakan sebagai implikasi yang ditimbulkan.

Circular Flow Model
Circular flow model menjelaskan bagaimana ekonomi pasar bekerja. Sebuah ekonomi pasar adalah salah satu yang mempengaruhi individu secara langsung apa yang dihasilkan, dipasarkan, dan dikonsumsi. Individu melakukan hal ini dengan pengeluaran uang pada apa yang mereka inginkan. Ini kemudian mengarahkan produsen untuk memproduksi barang dan jasa yang akan mengkonsumsi individu. Jumlah barang dan jasa yang tersedia adalah berkaitan dengan hukum penawaran dan permintaan.
Terdapat lima komponen penting pada circular flow model ; sumber daya, pasar berbasis komoditas, agen penjual, sektor keuangan lokal, dan pertukarang dengan wilayah lain. Pertukaran uang dalam model ini dapat dipengaruhi oleh berbagai alasan yang saling berdampak, misalnya yang mengarah langsung pada rumah tangga yaitu peningkatan pendapatan, yang meningkatkan biaya produksi pelaku bisnis ataupun peningkatan peminjaman modal melalui lembaga keuangan. Oleh karena itu bagaimanapun, strategi pembangunan sebaiknya mengacu pada pada lima komponen penting dari circular flow ini, karena ini dapat menggambarkan interaksi antara sektor utama (rumah tangga, pelaku bisnis dan lembaga keuangan), karena dengan begitu akan lebih mudah untuk melakukan pengembangan terhadap model yang telah ada dan tinggal bagaimana menerapkannya kepada  kehidupan nyata.
Kesimbangan dan perubahan Circular flow model yang berdampak pada pembangunan dipengaruhi oleh ukuran aliran moneter yang keluar dan masuk. Pemasukan aliran  moneter dapat menyababkan volume perputaran uang disebuah daerah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan tenaga kerja. Pemasukan aliran moneter juga akan meningkatkan kemampuan penduduk dalam peningkatan daya beli barang dan jasa yang mana akan memacu pertumbuhan sumber-sumber aktifitas lainnya yang mendukung lingkup kegiatan produksi utama ; lembaga keuangan (bank), pendidikan dan perumahan. Sedangkan kapan circular flow model ini mencapai kesimbangan, ketika aliran moneter masuk dan keluar adalah sama, karena pendapat yang akan konstan. Ini dapat dianalogikan dengan ketinggaan air yang terdapat pada sebuah bejana behubungan.
Perubahan pembangunan juga dipengaruhi oleh nilai tambah yang terjadi dalam cilcural flow model. Proses pemasukan dan pengeluaran uang pada suatu lingkup siklus akan meningkatkan nilai tambah, jika tidak ada kebocoran. Artinya aliran uang hanya berputar pada satu siklus saja. Aliran uang yang berlipat ini juga akan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat dan pelaku bisini. Singkatnya, semakin rendah kebocoran maka akan meningkatkan tingkat pendapat rumah tangga.

Teori Pertumbuhan berbasis Ekport
Teori ini berkembang karena tekanan bahwa dalam meningkatkan ekonomi lokal harus meningkatkan aliran moneter yang masuk. Cara paling efektif untuk meningkatkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan ekspor. Konsep utama dari teori ini bahwa ekspor merupakan mesin utama untuk pertumbuhan. Karena dengan begitu, peningkatan nilai ekspor akan meningkatkan juga pendapatan bagi rumah tangga dan pekerja, yang pada akhirnya diharapkan akan menimpulkan efek nilai tambah dengan menurunkan tingkat kebocoran wilayah.
Nilai pendapatan biasanya merupakan presentasi dari teori berbasis ekspor. Pendapatan secara umum dipengaruhi oleh konsumsi dan aliran moneter (masuk dan keluar). Pendapatan didapat dari nilai konsumsi dan aliran masuk moneter dikurangi oleh aliran keluar moneter.
Pelaksanaan suatu industri dapat dipengaruhi oleh kedekatan dengan bahan mentah dan user, aglomerasi dan pekerja. Salah satu pendekatan yang sederhana untuk mengaplikasikan teori adalah dengan pendekatan pekerja. Penurunan biaya produksi sangat dipengaruhi oleh tingkat upah kerja, apalagi bagi industri membutuhkan jumlah tenaga kerja dalam jumlah banyak. Asumsi pertama yang dapat digunakan adalah pendapatan yang proprtional, karena dengan begitu akan mengurangi migrasi penduduk dari luar ke dalam yang akan mempengaruhi penduduk asal, yang pada akhirnya mengurangi tingkat kebocoran wilayah. Asumsi kedua adalah, rasio pekerja di bidang eksport dan total pekerja seluruh sektor adalah konstan. Asumsi kedua ini juga mendukung peningkatan nilai tambah di wilayah ini, semakin tinggi tingakt ratio makan semakin besar efek multipiernya.
Untuk meramalkan pelaksanaan pendekatan ini dapat dilakukan dengan lima langkah, yaitu dengan pendekatan studi geografis suatu area,. Pendekatan kedua yaitu dengan menggambarkan ekonomi lokal dan dterminasi terhadap sumber pekerja. Ketiga, penghitungan tingkat multiplier. Keempat, peramalan perubahan dalam sektor ekspor dan kelima melakukan peramalan total pekerja. Proses peramalan pelaksanaan tidak seutuhnya harus berhenti di tahap nomor lima, tetapi tetap terus melakukan implikasi-implikasi yang diramalkan melaui studi-studi dengan segala kompleksitas yang ada.

Kritik terhadap Pendekatan Pertumbuhan berbasis Ekport
Secara umum untuk meningkatkan ekspor tidak harus selalu melalui peningkatan aliran masuk moneter. Pertumbuhan yang baik juga dapat ditingkatkan melelui peningkatan nilai tambah. Nilai tambah dapat ditingkatkan dengan meningkatkan aktivitas produksi yang mendukung ekspor tadi. Sehingga dengan memuculkan industri tadi, akan mnegurangi impor dan tentunya uang yang beredar tidak keluar daerah.
Peningkatan produktivitas pekerja juga berdampak pada tingkatan biaya yang dibayarkan, jadi tidak haru menunggu produksi ekspor yang menignkat. Produktivitas yang meningkat juga memerlukan dukungan untuk berkembangnya sektor informal seperti pendidiakan dan pelatihan.
Salah satu kekurangan lain dari pendekatan ini adalah tidak terukurnya interaksi wilayah, karena sepertinya hanya dapat diterapkan untuk wilayah kecil saja dan sulit untuk duterapkan diwilayah yang lebih besar. Dampak multipier juga akan berimpilikasi pada ukuran wilayah, umpan balik akan kecil jika wilayah yang ada adalah kecil, jika wilayah semakin besar maka akan lebih signifikan umpan baliknya.

Pendekatan Supply Side
Supply side appoaches” atau pendekatan pendekatan merupakan salah satu kritisi dari “demannd-domonate approaces”. Konsep pendekatan ini berdasarkan atas ketersediaan sumberdaya yang dimiliki oleh suatu wilayah. Ketersediaan sumberdaya ini merupakan faktor penting pendekatan ini, karena dengan begitu pelaku bisnis akan lebih berkembang yang merupakan dimulainya aliran barang ke luar-dalam. Pendekatan ini juga baiknya ditopang oleh kematangan sifat kewirausahaan dari penduduknya, sehingga resiko yang ditimbulkan dapat diminimalisasikan yang pada akhirnya akan menimbulkan pembangunan yang lebih berkembang yang ditopang dengan ketersediaan kapital/modal. Tanpa kapital/modal kedua aspek diatas tidak dapat berkembag atau berjalan secepat yang diharapkan.

Perbandingan Pendekatan Supply dan Demand
Dalam ekonomi diketahui terdapat dua pendekatan, supply dan demand. Startegi demand side adalah melalui peningkatan barag dan jasa masyarakat setempat melalui kegiatan produksi lokal. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah peningkatan taraf hidup, sehingga dengan begitu diharapkan akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang yang meningkatkan pertumbuhan industri.
Sedangkan supply side merupakan strategi yang mengutamakan investasi modal untuk kegiatan yang berkaitan ke luar. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan pasokan dari komoditi yang pada umumnya diproses dari sumber daya alam lokal. Kegiatan ini ditujukan untuk ekspor.

Dari segi waktu demand side strategi membutuhkan waktu yang lebih lama karena membutuhkan waktu dalam meningkatkan produksi dengan transformasi teknologi tetapi pertumbuhannya relatif stabil, sedangkan dengan supply side akan lebih cepat terlihat hasilnya. Mulyana.M.