Featured post

Cara Instalasi Software Pemetaan ArcGIS 9.X

Bagi orang yang menggeluti dunia survey dan pemetaan, salah satu tools atau alat yang wajib dimiliki dan dikuasi adalah software ArcGIS...

Perspektif dan Alat Analisa Pertumbuhan Ekonomi

Tulisan ini merupakan ulasan dari Bab 7 buku Local Economic Development-Analysis and Practice karya John P. Blair. Buku ini diterbitkan oleh Sage Publication pada tahun 1995. John P Blair adalah seorang professor bidang ekonomi di Wright State University, Amerika Serikat. Beberapa karyanya yang lain telah dimuat di beberapa jurnal internasional seperti Urban Affairs Quarterly, Review of Regional Studies dan Economic Development.
Bab 7 yang berjudul Additional Tools and Perspective on Economic Growth membahas tentang beberapa pendekatan tambahan yang dapat digunakan untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah. Bab ini merupakan pengembangan dari bab sebelumnya yang membahas teori fundamental pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Diuraikan pada bab tersebut bahwa untuk dapat menformulasikan strategi pengembangan ekonomi wilayah secara efektif, dibutuhkan pemahaman tentang faktor-faktor pendorong pengembangan ekonomi local dan posisi atau peran masyarakat di dalamnya. Pemahaman tersebut tersai dalam beberapa teori seperti Stage Theory, Circular Flow Model, Export Base Thery dan Supply Side Theories. Secara umum teori-teori tersebut menggambarkan tahapan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dan cirri-ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasinya.
Sudut pandang yang disajikan pada bab 7 mengedepankan disagregasi sistem perekonomian disuatu wilayah kedalam subkomponen ekonomi yang diuraikan melalui beberapa alat analisa sehingga pertumbuhan dan keterkaitannya dapat diamati secara lebih mendetail. Alat analisa yang dibahas adalah (A) Shift Share Analysis (B) Econometric dan Simulation Model (C) Importance-Strength Analysis dan (D) Input-Output Analysis.



A.    Analisis Shift-Share

Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah diyakini merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi di wilayah yang lebih besar. Dalam hal ini, pertumbuhan di sebuah kabupaten misalnya, merefleksikan sebagian gambaran dari pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional. Analisis Shift-Share berguna untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi di suatu kawasan kedalam tiga komponen:
1.      Komponen Share. Komponen ini merupakan komponen pertama dari analisis shift and share. Analisa yang dilakukan pada komponen ini mengasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal merupakan gambaran dari pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional. Jika sebuah wilayah lokal berkembang maka proporsi perkembangannya akan dirasakan juga di tingkat nasional. Contohnya dalah apabila sektor pengolahan hasil pertanian berkembang pesat di tingkat nasional maka tenaga kerja di tingkat nasional akan berkembang, sehingga dapat diharapkan jumlah tenaga kerja di sektor yang sama pada wilayah lokal pun akan berkembang. Interaksi antara pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal disebut sebagai komponen share.
2.      Komponen Mix (Pencampuran)
Pada beberapa kondisi, perkembangan ekonomi di tingkat lokal dapat juga berbeda dengan kondisi di tingkat nasional dikarenakan kondisi awal perekonomian yang berbeda. Pada beberapa daerah tingkat kemajuan dan pertumbuhan ekonomi dapat lebih besar daripada pertumbuhan di skala nasional, akan di tetapi pada kondisi yang berbeda dapat juga lebih rendah dari kondisi nasional. Komponen ini diistilahkan sebagai komponen pencampuran (mix), yaitu kondisi dimana pertumbuhan ekonomi pada wilayah lokal dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di daerah tersebut.
3.      Komponen Competitive (Persaingan)
Pada komponen analisa yang ketiga, diuraikan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah lokal dapat berbeda dengan wilayah lokal lainnya relatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini terjadi karena wilayah tersebut memiliki keunggulan kompetitif dibansing wilayah lainnya. Keunggulan ini dapat dikarenakan situasi yang lebih kondusif untuk melakukan aktifitas ekonomi. Tingkat keunggulan kompetitif suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya dianalisa dalam komponen yang ketiga yaitu komponen Competitive.
Persamaan analisis shift-share diekspresikan sebagai berikut:
 




= perubahan tenaga kerja di sektor i
   = tenaga kerja sektor i pada awal periode analisa
 = tenaga kerja sektor i di akhir periode analisa
US*= tenaga kerja sektor i di tingkat nasional pada akhir periode analisa
US  = tenaga kerja sektor i di tingkat nasional pada awal periode analisa

Analisa shift dan share merupakan alat ukur yang banyak digunakan di kalangan perencana dan pengamat ekonomi wilayah. Hal ini dikarenakan analisa ini cukup mudah dilakukan dan data yang diperlukan banyak tersedia. Ukuran atau hasil analisa yang ditampilkan juga mudah diinterpretasi karena sederhana dan secara langsung menggambarkan apakah sebuah daerah berkembang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan apa saja yang menjadi unsur kompetitifnya. Akan tetapi, analisa ini juga memiliki berapa kekurangan yang menjadi objek kritik dari beberapa ahli. Kekurangan dan kritik terhadap analisa shift-share adalah sebagai berikut:
1.      Salah satu keritik utama terhadap analisa ini adalah besarnay kemungkinan kesalahan interpretasi terhadap hasil analisa yang dilakukan. Permasalahan ini timbul akibat asumsi dasar dari analisa shift dan share yang menganggap bahwa pertumbuhan di tingkat nasional merupakan agregat dari pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Dalam hal ini yang menjadi titik perbandingan adalah angka pertumbuhan di tingkat nasional. Akan tetapi pada kondisi sebenarnya tidak ada basis teori yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi lokal harus tumbuh siring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Komponen competitive pada tingkat lokal juga tidak dapat diinterpretasikan sebagai efek atau akibat situasi di tingkat nasional. Karena setipa daerah memiliki cirri dan keunggulannya masing-masing.
2.      Kritik yang kedua berkaitan dengan tingkat kedetailan sektor yang dianalisa. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian akan berbeda apabila sektor tersebut dipisahkan menjadi sektor pertanian pangan dan non pangan. Dalam hal ini diperlukan ketelitian dalam meilih tingkat kedetailan analisa yang akan dilakukan. Terutama dalam pemilihan sektor dan turunannya.
3.      Analisi shift-share amat berguna untuk menggambarkan kondisi saat ini, akan tetapi kurang bermanfaat untuk digunakan dalam meramalkan pertumbuhan ekonomi di amsa yang akan datang. Pendekatan shift-share banyak dianggap sebagai pendekatan to-down dimana angka pertumbuhan dan tingkat kompetitif dibandingkan dengan kondisi di tingkat nasional. Hal ini menyulitkan proses peramalan di masa yang akan datang, karena tentu saja perubahan yang paling banyak terjadi adalah di sektor lokal dibandingkan di level nasional.
4.      Kelemahan terakhir dari analisis shift-share terletak pada komponen ketiga dalam analisa yaitu komponen competitiveness.  Komponen ini berguna untuk menggambarkan kemampuan kompetitif suatu wilayah dan aspek yang menjadi kekuatan sekaligus kelemahannya. Akan tetapi komponen ini gagal untuk menggambarkan mengapa hal tersebut terjasi. Kondisi yang melatarbelakangi tingkat kompetitif suatu daerah tidak terlihat dari analisis shift-share. Pada akhirnya akan sulit unutk membuat atau merancang perbaikan terhadap kekuatan dan kelemahan suatu wilayah. Lebih jauh lagi, sulit untuk menilai apakah keunggulan kompetitif suatu daerah memiliki efek negatif atau positif  terhadap daerah tersebut dan daerah lainnya.

B.     Ekonometrik dan Model Simulasi Ekonomi

Ekonometrik adalah teknik analisa yang memanfaatkan teknik statistic dan teori ekonomi untuk mengindentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ekonometrik digunakan untuk mendapatkan ukuran keterkaitan antar variabel-variabel ekonomi dan mendefinisikan bentuk hubungannya. Hubungan matematis yang dihasilkan oleh analisa ekonometrik digunakan untuk membangun model simulasi pertumbuhan ekonomi. Model simulasi drancang untuk dapat menjawab pertanyaan “apa yang akan terjadi jika……….?”. Hasil dari simulasi ekonomi dapat digunakan untuk meramalkan jalur pertumbuhan ekonomi jika suatu skenario diterapkan. Sebagai contoh: analisa ekonometrik menunjukkan korelasi positif antara penurunan harga bahan bakar minyak terhadap produktivitas perikanan di sebuah wilayah pesisir. Simulais ekonomi kemudian dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi jika harga bahan bakar dipertahankan pada titik yang stabil atau mengalami perubahan. Informasi-informasi praktis semacam ini berguna tidak saja untuk mengukur pertumbuhan ekonomi wilayah, akan tetapi juga sebagai alat pendukung pengambilan keputusan oleh perencana dan pengambil keputusan di bidang ekonomi.

Ekonometrik
Model ekonometrik digunakan secara luas untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi karena kemampuannya dalam menganalisa hubungan antara sisi permintaan (demand) dan sisi penawaran (supply). Tidak hanya itu, ekonometrik juga dapat digunakan untuk menganalisa hubungan antara faktor-faktor pendukung permintaan dan penawaran seperti harga, pajak, kebijakan fiscal dan lain-lain. Keuntungan utama dari ekonometrik adalah fleksibilitasnya untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di suatu wilayah.

Model ekonometrik yang baik selalu didasari oleh teori ekonomi yang kokoh. Teori ekonomi menentukan mengarahkan dan menunjukkan hubungan alami antara variabel-variabel pertumbuhan ekonomi wilayah. Menggunakan teori ekonomi sebagai basis dari model statistic adalah ide dasar dari ekonometrik. Integrasi ini menentukan tiga kegunaan utama dari model ekonometrik yaitu: menguji validitas dari keterkaitan teoritis, menunjukkan tingkat keeratan/kekuatan hubungan antara variabel, dan membantu melakukan peramalan (forecasting) pertumbuhan ekonomi wilayah.

Model ekonometrik dicirikan oleh tiga variabel utama. Variable bebas (independent variable) merupakan data yang diukur di lapangan. Variabel  tak bebas (dependent variable) yang merupakan hasi prediksi model. Dan yang terakhir adalah parameter yang menetukan kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan tak bebas. Contoh bentuk model ekonometris sederhana adalah sebagai berikut:


TL=25000+120E
Dimana:
TL= tenaga kerja lokal
E= tingkat eksport

Pada model yang lebih kompleks, hubungan antra peningkatan pajak perdagangan (a) dengan tingkat pertumbuhan tenaga kerja di sektor i (Xi), sektor  j (Xj) dan sektor h (Xh) dapat digambarkan dalam bentuk model sebagai berikut:

Y= a+ 10.175+ 12,54Xi+17.5Xj+15.44Xh

Model ekonometrik dan model simulasi merupakan  salah satu pendekatan pengukuran ekonomi yang telah berkembang sejak lama. Manfaat dari penggunaan kedua alat analisa ini terletak pada kemampuannya untuk mendefinisikan hubungan antara variabel sekaligus menghitung tingkat keeratan hubungan tersebut. Manfaat yang kedua terletak pada kemampuannya untuk digunakan dalam proses peramalan pertumbuhan ekonomi suatu wialyah. Dalam hal ini perubahan yang terjadi dimplementasikan di dalam model dalam bentuk perubahan parameter yang menghubungkan variabel-variabel pertumbuhan ekonomi.

Akan tetapi penggunaan model ekonometrik dan simulasi dalam proses pengambilan keputusan harus selalu dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu:
1.     Kesalahan pengukuran (measurement error). Salah satu sifat dari pembuatan model adalah bahwa parameter yang dihasilkan dibangun berdasarkan pengukuran yang dilakukan di masa lalu. Hal ini membuat terciptanya potensi kesalahan pembangunan model. Hubungan antar model dapat berubah sehingga signifikansi model terhadap keadaan masa lalu tidak dapat diaplikasikan dalam keadaan saat ini terlebih lagi kondisi di masa yang akan datang. Dalam melakukan analisa pertumbuhan ekonomi wilayah, sulit untuk membayangkan bahwa suatu kondisi dapat bertahan secara stabil dalam waktu yang lama. Perubahan terhadap kondisi lokal memberikan pengaruh terhadap ketepatan peramalan yang dilakukan oleh sebuah model. Bentuk kesalahan lain yang menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran terletak pada sumber dan ketersediaan data yang dibutuhkan oleh model. Dalam menentukan variabel, keterkaitan dan parameter model dibutuhkan seperangkat data yang berkualitas sehingga tingkat keeratan hubungan dan parameter model dapat didefinisikan dengan baik. Akan tetapi pada beberpa kondisi, data yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, amat sulit untuk didapatkan. Sehingga data yang digunakan seringkali merupakan data yang telah using atau tidak te[at dengan asumsi yang digunakan model.
2. Kesalahan Spesifikasi (specification error). Kesalahan ini timbul akibat kesalahan pemahaman basis teori ekonomi yang dipergunakan dlaam membangun model. Pemahaman yang salah akan berakibat pada pemilihan variabel yang salah, interpretasi yang kurang tepat, dan penghitungan parameter yang kurang sempurna. Kesalan spesifikasi juga dapat timbul akibat penyederhaan (simplifikasi) konsep dasar ekonomi yang digunakan dalam model pertumbuhan ekonomi. Penyederhanaan konsep seringkali terjadi akibat ketidaktersediaan data yang memadai untuk menerapkan teori atau konsep ekonomi tertentu. Permasalahan ini sangat umum ditemukan di Indonesia dimana data yang baik dan akurat seringkali tidak tersedia. Penyederhanaan konsep umumnya berujung pada kesalahan spesifikasi dan modifikasi model secara tidak sempurna. Salah satu bentuk kesalahan yang paling umum adalah digunakannya asumsi linearitas dalam mengukur pertumbuhan. Hal ini banyak terjadi pada data kependudukan atau perkembangan kebutuhan ekonomi masyarakat di tingkat lokal.
3.   Multiplikasi dan kesalahan eksponensial. Kondisi dimana sebuah model mengandung kesalahan pengukuran dan kesalahan spesifikasi membuat model tersebut potensial untuk menghasilkan kesalahan berlipat yang beimplikasi secara luas terhadap informasi yang dihasilkan oleh model tersebut.

C.     Analisa Kekuatan dan Kepentingan (Importance-Strength Analysis)
Analisa kekuatan dan kepentingan umumnya dilakukan terhadap perkembangan industri di suatu wilayah. Penggunaannya dialkukan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengaruh sebuah aktivitas industri terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, parameter yang diukur adalah tingkat kekuatan faktor-faktor ekonomi di suatu wilayah industri dalam bersaing dengan wilayah industri lainnya. Analisa ini didasari oleh asumsi bahwa faktor lokasi amat mempengaruhi perkembangan industri di suatu wilayah, sehingga analisa dilakukan secara spesifik berdasarkan industri yang ada di suatu daerah.
Analisa kekuatan dan kepentingan dialkukan dalam bentuk survey terhadap responden lokal tentnag kondisi dan spesifikasi industri yang ada di wilayah tersebut. Mendapatkan data yang berkualitas amat penting artinya dalam analisa ini. Dalam hal ini pemilihan responden merupakan aspek yang cukup krusial. Responden terbaik dalam konteks industri adalah pemegang keputusan (eksekutif) dari industri tersebut. Eksekutif umumnya memiliki pandangan yang menyeluruh terhadap situasi dan kondisi industri beserta titik kekuatan dan kelemahannya.
Hasil dari survey yang dilakukan umumnya diolah dengan menggunakan teknik analisa statistik peubah ganda sehingga didapatkan kedekatan antar variabel yang dianalisa dan ditanyakan dalam proses survey. Bentuk statistik peubah ganda yang umum digunakan dalam analisis kepentingan dan kekuatan adalah biplot dan analisis korespondensi (correspondence analysis) sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi berikut.
Gambar 1. Ilustrasi hasil pengolahan data dengan analisa kekuatan dan kepentingan

D.    Analisis Input Output
Analisa input output merupakan salah satu alat analiswa pertumbuhan ekonomi lokal yang banyak digunakan. Kelebihan alat analisa ini dibandingkan alat analisa lainnya adalah kemampuannya dalam menggambarkan hubungan antar sektor ekonomi wilayah. Analisa input output selain dapat digunakan unutk melihat kondisi perekonomian wilayah di masa kini, juga dapat digunakan untuk meramalkan kondisi di masa yang akan datang. Beberapa konponen penting dari analisa input output dijabarkan berikut ini :
1.      Tabel transaksi
Langkah pertama untuk memehami analisa input output adalah dengan memperhatikan tabel transaksi. Tabel trnasaksi menunjukan jumlah transaksi antar sektor dalam unit moneter. Selain itu tabel ini juga menunjukan seberapa jauh keterkaitan atara sektor yang satu dengan sektor yang lain. Keterkaitan tersebut ditunjukan oleh besarnya output dari sektor X yang diserap oleh sektor Y, lebih jauh lagi seberapa jauh output yang dihasilkan oleh sektor Y diserap oleh sektor lainnya. Pada akhirnya akan ditunjukan besarnya keterkaitan antar sektor. Sektor sendiri digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu sektor industri dan sektor rumah tangga. Sektor industri menunjukan aliran bahan baku dan produksi sedangkan sektor rumah tangga menunjukan besarnya konsumsi barang dan jasa. Tabel transwaksi disimpulkan dalam bentuk tabel koefisien langsung yang menunjuakan besarnya keterkaitan antar sektor.
2.      Tabel koefisien langsung ( Table of direct coefficient )
Tabel koefisien langsung menunjukan jumlah aliran barang dan jasa yang di hasilakan atau diterjemahkan oleh sektor-sektor perekonomian lokal. Asumsi dasar dari tabel ini adalah “ fungsi input produksi tetap “, artinya hanya ada satu penerima hasil produksi dari satu sektor untuk digunakan sebagai input sektor berikutnya. Dalam arti lain apabila harga komoditas meningkat atau menurun, jumlah input yang digunakan akan tetap konstan. Dealam dunia nyata hal ini sulit di wujudkan karena ada kemungkinan di pergunakannya input pengganti jika input utama tidak lagi sesuai atau memberikan keuntungan yang layak. Tabel koefisien langsung menyimpulkan adanya manfaat berlipat bagi sebuah wilayah ( regional multi clients ) yaitu manfaat yang timbul akibat eratnya keterkaitan antar sektor.
Tabel input output mempunyaio banyak manfaat dalam meramalkan pertumbuhan dan juga memberikan arahan untuk kebijakan pembangunan. Beberapa manfaat tabel input output adalah :
a.     Memahami struktur regional dengan membandingkan keterkaitan sektor didalam suatu wilayah. Wilayah yang tertinggal umumnya memiliki struktur ekonomi lemah yang ditandai rendahnya keterkaitan antar sektor internal. Sehingga penilaian peretumbuhan ekonomi tidak semata mata dinilai dari pertumbuhan saja tetapi juga keterkaitan antar sektornya.
b.    Analisa ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya import dalam hal ini besarnya import diindikasikan oleh proporsi input yang dapat di serap oleh sektor industri.
c.   Manfaat lainnya adalah membrikan informasi mengenao kondisi wilayah dan memberikan rancangan target kebijakan. Dalam hal ini perencanaan pengembangnan perekonomian lokal dapat di arahkan pada sektor yang memiliki keterkaitan terbesar. Besarnya keterkaitan memebrikasn potensi bahwa pengembangan sektor tersebut akan berdampak positif bagi sektor lainnya.
d.  Analisa ini juga berguna untuk melihat efek dari kebijakan yang di lakukan terhadap sebuah sektor. Efek langsung dari sebuah kebijakan dapat dianalisa dari pertumbuhan sektor yang terkait langsung dengan kebijakan tersebut. Efek tidak langsungnya dapat juga di lihat dari sektor sektor yang memiliki keterkaitan dengan sektor tersebut.

e.   Mempekirakan manfaat perubahan teknologi adalah salah satu manfaat dari analisa ini. Dalam hal ini dapat dilihat dampak dari teknologi dalam mengembangkan input dan output sektor sektor yang memiliki keterkaitan yang kuat. Ekadinata.A.