Featured post

Cara Instalasi Software Pemetaan ArcGIS 9.X

Bagi orang yang menggeluti dunia survey dan pemetaan, salah satu tools atau alat yang wajib dimiliki dan dikuasi adalah software ArcGIS...

Memahami Gerakan-Gerakan Rakyat Dunia Ketiga

Gerakan rakyat yang dibangun pada dunia ketiga disebabkan oleh berkuasanya neoliberalisme, pola pemaksaan dari para kaum kapitalis dan negara yang ingin merubah petani menjadi buruh telah mengakibatkan pemberontakan dari petani. Perlawanan tersebut sebagai bentuk penentangan terhadap ketidakadilan dari penguasa terhadap rakyat yang berkelanjutan di masyarakat pedesaan.
Menurut Wolf (1969) : Masyarakat pra kapitalis Migdal (1974) : ketegangan tidak menciptakan krisis besar, kecuali jika melalui penetrasi kapitalisme. Scott (1979) menjelaskan kemarahan petani akibat dari ketegangan tatanan sosial yang didasari tertib moral sistem gerakan petani terjadi ketika ada kelas yang terus berkuasa atas dasar penguasaan tanah. ketika kemudian mobilitas petani bawah untuk meraih kelas yang lebih baik terhambat, maka ini akan menjadi kondisi yang menyebabkan gerakan petani terjadi. hal ini juga tergantung sejauh mana petani bisa menciptakan solidaritas di antara mereka. jika petani tersebar, tentu mereka tidak akan bisa melakukan suatu perjuangan.
Perkembangan kapitalisme neoliberalism, menghasilkan dua dampak 1). Kaum petani di pedesaan terpisahkan dari tanahnya dan menjadi buruh. 2). Perbedaan tampilan melalui kesempatan politik yang dimanfaatkan gerakan. Sehingga hal ini semakin mempertegas bagaimana rakyat tidak pernah mendapat keadilan dari sistem kapitalisme yang berlaku. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu? Muncul pertanyaan? Apakah gerakan yang dibangun murni untuk kepentingan rakyat?. Ini cukup menarik untuk dijawab, Karena kalau dilihat gerakan yang dibangun pada saat ini lebih kepada untuk mencapai kepentingan kelompok tertentu, salah satu contohnya adalah bagaimana petani saat ini telah dijadikan komoditas politik, sehingga terkadang gerakan yang dibangun bukan murni dari rakyat melainkan dari kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan, dengan memanfaatkan rakyat. hal ini jelas sangat bertentangan dengan apa yang menjadi keinginan dari rakyat dan dan sangat merugikan.
Kondisi tersebut tergambarkan dalam tulisan Noer Fauzi, bahwa gerakan yang dilakukan oleh rakyat (petani) ada yang terorganisir dan ada yang tidak. Gerakan yang terorganisir terkadang dibarengi dengan kemunculan NGO, sehingga gerakan tersebut sering dianggap bukanlah sebuah gerakan rakyat. Oleh karena itu sangat diperlukan sebuah pemahaman terkait dengan gerakan yang dibangun, apakah itu murni atau tidak?. Akan tetapi apa yang ditulis oleh penulis belum menjelaskan secara panjang lebar mengenai NGO-NGO yang anti dan pro terhadap gerakan-gerakan yang dibangun oleh rakyat.