Pembangunan ekonomi suatu
wilayah membutuhkan pemahaman terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi aktivitas
ekonomi. Aspek-aspek tersebut antara
lain mengenai model dan asumsi ekonomi, perilaku individu, kebijakan dan
perspektif ekonomi yang berlaku dalam suatu wilayah. Hal ini perlu dalam
mengambil keputusan kebijakan dalam
meresapi permasalahan ekonomi yang berlangsung di wilayah tersebut.
Perumusan model perekonomian, pada
dasarnya merupakan upaya penyederhanaan atas
fenomena dengan berfokus pada komponen-komponen yang dianggap penting. Model
ekonomi terdiri atas asumsi-asumsi tentang situasi (variabel) yang mempengaruhi
aspek ekonomi. Sedangkan analisa merupakan proses pemecahan masalah dengan
menguraikan pengaruh dari variabel yang mempengaruhi aktivitas ekonomi. Sebagai contoh pertumbuhan tentaga kerja
dipengaruhi oleh taraf hidup dan gaji lokal.
Pada kasus ini maka variabel yang dianggap pening dalam mempengarhui
masalah pertumbuhan tenaga kerja hanya taraf hidup dan gaji lokal sedangkan
variabel lainnya dianggap tidak berpengaruh.
Setiap aktivitas ekonomi
terkait dengan adanya permintaan dan penawaran.
Asumsi dasar permintaan bahwa jika harga suatu produk turun, maka jumlah
individu yang mengkonsumsi produk tersebut akan meningkat. Asumsi ini berlaku apabila
veriabel yang mempengaruhi konsumsi semata-mata harga dan jumlah produk. Tetapi apabila terdapat variabel ekonomi
lainnya yang mempengaruhi konsumsi (misalnya rasa produk atau pendapatan
masyarakat) maka jumlah konsumsi yang dibanyangkan tidaklah semata ditentukan
oleh rendahnya harga produk. Apabila
produk tidak diminati masyarakat atau pendapatan masyarakat kecil maka walaupun
harganya produk tersebut rendah belum tentu meningkatkan permintaan.
Aktivitas ekonomi suatu
wilayah juga terkait erat dengan prilaku individu sebagai bagian dari pelaku
pasar. Prilaku individu senantiasa
memiliki pilihan dan bertindak untuk mendapat manfaat yang maksimal dari produk
yang dipasarkan, dimana antara individu (masyarakat) satu dengan lainnya
berbeda-beda. Prilaku mendapatkan manfaat
maksimum individu ini merupakan tindakan rasional yang perlu diperhatikan dalam
meresapi kegiatan ekonomi wilayah. Individu berusaha mendapat kepuasan maksimal
yang berbeda-beda terhadap suatu produk disebabkan karena kondisi sosial dan
ekonomi yang terkait dengan pendapatan, kesukaan dan presepsi.
Aktivitas ekonomi senantiasa
melibatkan sisi pandang penggunaan sumberdaya yang berbeda-beda. Suatu kota yang
penduduknya padat maka kecenderungan harga sewa tanah akan meningkat. Sewa tanah
ditingkatkan untuk mengefesienkan penggunaan tanah yang langka, membuat
sumberdaya tanah lebih produktif atau bermanfaat untuk beragam produk. Namun
disisi lain, dengan mengefisienkan sumberdaya tersebut dapat membatasi kepentingan
penggunaan tanah bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Efesiensi
sumberdaya dapat mengurangi penggunaan sumberdaya, namun disisi lain dapat
menciptakan nonopoli pasar. Oleh karena itu, kebijakan penggunaan sumberdaya
disamping efesiensi, juga didasarkan atas kesamaan hak dan keadilan. Sehingga pemanfaatan sumberdaya dapat
dilaksanakan masyarakat banyak dalam mendukung sistem pasar.
Aspek lain yang perlu
diperhatikan dalam kebijakan perekonomian wilayah adalah keberadaan paham/penganut
ekonomi yang antara lain penganut ekonomi tradisional, liberal dan konservatif.
Diantara paham-paham yang ada memiliki presepsi yang berbeda-beda yang
mempengaruhi sistem dan prilaku pasar. Paham ekonomi konservatif mengutamakan
nilai dari efisiensi dan kebebasan ekonomi serta tidak membutuhkan campur
tangan pemerintah, aktivitas pasar cenderung tidak sempurna. Sementara paham
ekonomi meninginkan mekanisme pasar bebas, dan membutuhkan kebijakan pemerintah
dalam pengelolaan sumberdaya suatu wilayah (kebijakan pajak atau peraturan
perundang-undangan). Paham ekonomi radikal atau ekonomi tradisional cenderung
tidak berdasarkan pada mekanisme pasar. Paham
ekonomi ini mengaggap mekanisme pasar tidak hanya untuk mengorganisir kegiatan
ekonomi tetapi juga pengawasan sosial.